Laki-Laki Yang Ku Harap Tak Panjang Umurnya
Pagi kemarin, ada seorang laki-laki masuk ke rumahku. Ia meninggalkan benih di rahim Mama dan meninggalkannya untuk melahirkan. Penerus petaka nan tidak terkata. Lalu Mama melahirkannya. Petaka itu berenang dalam sukmaku. Yang mengeras dan hening. Ku bilang, “ia bakal jadi laki-laki. Kurang tanggungjawabnya dan tidak mengerti matematika!” Benar kata ku. Cepat sekali ia bertumbuh. Kini digotongnya lah aku menuju pintu rumah. Dalam goyah, aku dengar Mama meringsak sakit gigi, sakit punggung, juga kehilangan minat membaca. Gawat. Rel waktu seperti melebar, lamban sekali. Sedang ia bertumbuh semakin kencang. Tahun ke tahun, kita semakin tua namun makin lincah menari. Mama masih sakit gigi. Sudah siang, hari ini. Petaka sudah bisa memasang dasi sendiri. Ia janji akan pulang makan siang Doa-doa kami ditaruhnya di dalam kopernya yang dibelinya di Perancis. Kita sudah biasa melihatnya membawa barang mewah dari luar negeri, termasuk obat sakit gigi Mama. Sering ia bacakan sajak cinta...